LARUTAN
Larutan
adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut,
misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur (FI IV hal 15).
larutan
terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun
fisika ke dalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi larutan langsung
(direct) dan larutan tidak langsung (indirect).
v Larutan
langsung adalah larutan yang terjadi karena semata-mata peristiwa fisika, bukan
peristiwa kimia. Misalnya, NaCl dilarutkan ke dalam air atau KBr dilarutkan ke
dalam air, jika pelarutnya (air) diuapkan, maka NaCl atau KBr akan diperoleh
kembali.
v Larutan
tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata karena peristiwa kimia, bukan
peristiwa fisika. Misalnya jika Zn ditambahkan H2SO4 maka
akan terjadi reaksi kimia menjadi larutan ZnSO4 yang tidak kembali
menjadi Zn dan H2SO4.
Suatu larutan dapat pula digolongkan menjadi larutan
mikromolekuler, miseler , dan mikromolekuler.
Larutan
makromolekuler adalah suatu kelarutan yang secara
keseluruhannya mengandung mikrounit yang terdiri atas molekul atau ion, seperti
alcohol, gliserin, ion natrium, dan ion klorida dengan ukuran 1-10 A.
Larutan
miseler adalah suatu larutan yang mengandung
bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentuk molekul atau ion.
Jadi, larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid.
Larutan
makromolekuler adalah larutan yang mengandung
bahan padat terlarut berupa larutan mikromolekuler, tetpi ukuran molekul atau
ionnya lebih besar dari mikromolekuler, misalnya larutan PGA, larutan CMC,
larutan albumin, dan larutan polivinil pirolidon (Ilmu resep, hal 81).
Bentuk
sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya Larutan
oral, Larutan topikal, atau penggolongan didasarkan pada sistem pelarut
dan zat terlarut seperti Spirit, Tingtur,
dan larutan air. Larutan yang diberikan secara parenteral disebut Injeksi
Berdasarkan
cara pemberian obat ;
a.
Oral
Larutan
oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut
dalam air atau campuran kosolven-air (FI IV, hal
15).
Berdasarkan
cara pemberian oral dilakukan dengan cara masuk melalui mulut dengan tujuan
mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis
obat.
v Keuntungan
pemberian secara oral ; relatif aman, praktis, ekonomis.
v Kerugian pemberian secara oral ; timbul efek lambat;
tidak bermanfaat untuk pasien
yang sering muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif ; untuk
obat iritatif dan rasa tidak
enak penggunaannya terbatas; obat yang
inaktif / terurai oleh cairan lambung / usus tidak
bermanfaat (penisilin G, insulin)
; obat absorpsi tidak
teratur. Untuk tujuan terapi serta efek sistematik yang dikehendaki, penggunaan oral
adalah yang paling menyenangkan
dan murah, serta umumnya paling
aman.
Obat
- obat diberikan secara oral dalam bentuk sediaan farmasi yang beragam,
masing-masing dengan keuntungan terapeutik yang mengakibatkan penggunaannya yang
selektif oleh dokter.Bentuk yang paling populer adalah tablet, kapsul suspense
dan berbagai larutan sediaan farmasi.
Contoh obat secara oral ;
1) Obat
kumur (gargarisma) adalah pencegahan sediaan berupa larutan, umumnya dalam
larutan pekat yang harus diencerkan lebih dahulu, sebelum digunakan di
maksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobata infeksi tenggorokan
atau jalan nafas.
2) Potiones
(obat minum)
Adalah
larutan yang dimaksudkan untuk pemakaian
dalam (per oral).
3) Sirop
Adalah
larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang
hampir jenuh dengan sukrosa).
4) Kapsul
adalah sediaan padat yang terdiri dari bahan obat yang dimasukkan dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
5) Tablet
adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan bahan tambahan lain.
6) Gliserin
atau sorbitol dapat digunakan untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah
kelarutan, rasa, dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga ditambahkan
antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi.
7) Eliksir
Adalah
larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut). Untuk
mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan untuk pelarut, dapat ditambahkan kosolven lain seperti gliserin dan
propilen glikol.
8) Netralisasi
Adalah
obat minum yang di buat dengan mencampurkan bagian, asam dan bagian basa sampai
reaksi selesai dan larutan bersifat netral. Contohnya ; Solutio Citralis
Magnesici, Amygdalat Ammonicus.
9) Saturatio
Adalah
obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang
terbentuk ditahan dalam wadah sehingga larutan menjadi jenuh dengan gas.
10) Potio
Effervescent
Adalah soturatio dengan gas CO2 yang lewat jenuh.
11) Guttae(obat
tetes) adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau, suspense yang jika
yidak dinyatakan lain, dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan cara
meneteskan larutan tersebut dengan menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan
dalam farmakope Indonesia(47,5-52,5 mg air suling pada suhu 20o C).
biasanya obat diteteskan kedalam makanan atau minuman atau dapat langsung
diteteskan kedalam mulut.
12) Guttae
oris (obat tetes mulut)
Adalah
obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur-kumurkan, tidak untuk ditelan.
13) Obat
cuci mulut adalah larutan pekat dalam air yang mengandung deodoran, antiseptic,
anestetik, anestetik lokal, dan adstringensia yang digunakan untuk obat cuci
mulut.
b. Topikal
/ Lokal
Larutan topikal adalah larutan yang
biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung peralut lain, seperti
etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal
pada kulit, atau dalam hal larutan Lidokain Oral Topikal, untuk penggunaan pada
permukaan mukosa mulut.
Contoh obat Topikal ;
1) Tetes mata (guttae ophthalmiceae)
Adalah sediaan steril berupa larutan atau
suspensi digunakan pada mata dengan cara
meneteskan obat pada selaput lendir mata.
2) Tetes telinga (guttae auriculatis)
Adalah obat tetes yang digunakan dengan
cara meneteskan pada telinga, untuk mengobati bagian dalam dan lubang telinga.
3) Tetes hidung (guttae nasales)
Adalah obat tetes yang digunakan dengan
cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung.
4) Guttae
(obat tetes)
5) Salep (unguenta)
Adalah sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok.
6) Salep
mata (unguenta ophthalmica) salep steril untuk pengobatan mata dengan
menggunakan dasar salep yang cocok.
7) Supositoria
adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan malalui
rektal, vagina atau uretra.
8) ephithema (obat kompres)
9)
Lotions
10) Lotio (obat gosok)
Adalah sediaan cair yang berupa suspensi
atau dispersi, digunakan sebagai obat luar.
c. Parenteral
Adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi,
suspense, serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan dulu sebelum digunakan
dengan cara disuntikkan kedalam kulit, melalui kulit, atau selaput lender dan juga
langsung
ke pembuluh darah.
Contoh
obar parenteral ;
1) Infuse
intrsvena adalah berupa cairan tanpa tekanan istimewa melalui pembuluh darah
atau rongga badan.
2) Vaksin
adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh
infeksi oleh organisme alami atau liar.
3) Serum
4) Perbolus(prinsif
sama dengan intravena)
v Keuntungan
pemberian secara parenteral ; efek timbul lebih cepat dan teratur, dapat
untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah, diare, dapat diberikan pada
penderita kooperatif; dapat untuk obat yang mengiritasi lambung; dapat
menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati.
v
Kerugian
pemberian secara parenteral ; kurang aman, tidak disukai pasien, berbahaya (suntikan – infeksi).
Istilah injeksi termasuk semua bentuk obat
yang digunakan secara parentral, termasuk infus. Injeksi dapat berupa larutan,
suspensi, atau emulsi. Apabila obatnya tidak stabil dalam cairan, maka dibuat
dalam bentuk kering. Bila mau dipakai baru ditambah aqua steril untuk memperoleh
larutan atau suspensi injeksi.
d. Vaginal
Obat yang cara pemberiannya dengan memasukkan
obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan
mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan
suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal. Bentuknya hampir
sama dengan obat rektal.
Contoh obat vaginal ;
1) Keputihan
atau jamur.
2) Tingtur
adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia.
3) Douche
adalah larutan air yang dimasukkan dengan suatu alat kedalm vagina, baik untuk
pengobatan maupun pembersihan. Oleh karena itu, larutan ini mengandung bahan
obat atau antiseptik.
4) Spirit
adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap,
umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan. Beberapa spirit
digunakan sebagai bahan pengaroma, yang lain memiliki makna pengobatan.
0 Comment:
Posting Komentar